Tuesday, March 20, 2007
CERITA DI KEBUN TEH
Hujan rintik berkelebat pada silam yang sama. Sekilas rumput hijau, halus diterpa angin. Kebun teh, juga yang lain, bagaikan cerita yang tidak pernah tercatat oleh siapa pun. Kemana mereka pergi menjemput masa depan ? Cuaca,nampak kembali kosong. Hari demi hari, tetap seperti puluhan tahun yang lalu. Beranak pinak tanpa masa depan. Sungguh, republik terasa sangat kejam.
Jauh dari balik bukit teh, suara dari surau memanggil-manggil, karena waktunya sudah tiba. Anak-anak menyebrangi lembah, sepanjang tahun untuk menemui masa depan. Benarkah demikian ? Setiap orang,memang, punya caranya sendiri untuk meyakini hidup. Tapi di sini, tiada yang mampu berharap bahwa nasib akan lebih baik dari hari kemarin.
Menatap jalanan yang berlalu, cerita, memang bisa berbeda-beda. Sepanjang hidup, angin yang sama akan datang dan pergi. Lalu ? apa yang harus dipastikan. Orang-orang, besok akan memetik teh, naik truk dan mengangkutnya entah kemana. Semua tiada tanya.