Friday, December 09, 2005

Perihal kemiskinan


Kemiskinan, itu masalahnya. Pemahaman kita tentang kemiskinan,memang, sangat terbatas.Jarak pengertian menyangkut kemiskinan terlalu pendek. Bahkan, kita merasa tidak merasa berdosa, membiarkan kemiskinan berada diantara kita. Dan, sudah sekian lama, sikap tidak peduli pada masyarakat miskin sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan. Padahal, kemiskinan yang berada di sekitar kita, justru membuat sepantasnya kita tanggulangi lebih utama.

Kalau saja, solidaritas terhadap kaum miskin itu, menjadi semacam kesadaran yang terbangun, maka dengan sendirinya, kemiskinan harus kita jadikan cermin kesadaran. Kita melihat kemiskinan, bukan karena kita membutuhkan obyek. Masyarakat yang berkemampuan bertanggungjawab adanya masalah kemiskinan. Pasalnya, kita dapat menjadi mampu itu, jangan-jangan karena pengorbanan si miskin. Tepatnya, kita telah mengambil sebagian kesempatan yang seharusnya diterima oleh si miskin.

Itulah yang terjadi di Papua. Sudah terlalu lama, kaum yang berkemampuan lebih tidak memiliki kesadaran, berpihak pada si miskin. Padahal, untuk apa kita menjadi kaya, manakala kita melihat di sekeliling kita miskin dan bahkan mati kelaparan. Memang, semua sudah paham, penguasa negara cenderung mengabaikan kaum miskin. Bahkan, acapkali bersikap memiskinkan masyarakatnya. Persoalannnya, apakah dengan demikian lalu kita menjadi tidak peduli. Inilah kekeliruan kita selama ini. Bencana kelaparan, kematian karena kemiskinan, akan selalu datang di berbagai tempat di tanah air. Dan oleh karenanya, sudah seharusnya kita bangun kembali hormat dan solidaritas terhadap sesama. Ini yang terpenting.

No comments: