Friday, January 27, 2006

(Surat kepada SBY)



Tuan presiden. Saya sesekali berpikir, kenapa di tangan kekuasaan anda, negri ini begitu banyak bencana.Beberapa orang mensinyalir, karena anda kena tulah. Saya sendiri tidak begitu percaya. Di kampung saya, mereka percaya bahwa kekuasaan yang buruk akan punya resiko sendiri-sendiri. Oleh karenanya, mereka mengenal tradisi ruwatan. Saya hanya mengamini kebiasaan itu.
Tuan presiden. Acapakali saya terkagum-kagum dengan gaya anda. Kelihatannya, anda termasuk orang yang sangat pesolek. Wajah anda begitu licinnya. Tapi, saya maklum saja, karena anda seorang pejabat publik. Mungkin juga ya, anda perlu pandai-pandai menjaga citra. Itu pun saya maklum.
Kalau boleh saya menyampaikan gagasan. Bagaimana bila anda punya kegemaran baru. Misalnya, anda lebih banyak mendatangi orang-orang yang makin kesulitan, akibat kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat. Tuan presiden, tentu anda juga sudah tau, bahwa gara-gara BBM naek, semua orang tambah sulit. Dan, kalau kita masih memilih presiden langsung, rasanya kita tidak akan memilih lagi presiden yang menyulitkan rakyat. Itu sungguh sangat merugikan anda, tuan presiden. (bersambung)