Friday, October 26, 2007
Mikhail Bakunin
Mikhail Bakunin lahir pada tahun 1814 di Pryamukhino, Provinsi Tvar, Rusia dan meninggal pada tahun 1876 di Bern, Swiss. Dia adalah anak tertua dari seorang diplomat Rusia dan termasuk golongan bangsawan. Pada umur 15 tahun dia dikirim untuk belajar militer di Sekolah Artileri di kota St. Petersburg. Dia kemudian menjadi perwira junior di Pasukan Kerajaan Rusia. Pada tahun 1835, dia keluar dari kemiliteran dan pergi ke Moscow untuk belajar filsafat. Pada saat itu Rusia diperintah oleh Tsar Nicholas I yang terkenal sangat kejam dan menghambat pemikiran-pemikiran liberal, sastra, dan bahkan agama.
Di Moscow, dia berkenalan dengan banyak pemikiran-pemikiran filsafat. Filsafat Kant adalah studi pertamanya tentang filsafat. Beralih dari Kant, Bakunin kemudian mempelajari dialektika Hegelian. Inilah awal perkenalannya dengan filsafat Hegel yang kemudian mengerucutkan pemikirannya ke arah filsafat Hegel, sama seperti Marx dan Engels. Berbeda dengan Marx yang mengembangkan filsafat Hegel dalam kerangka Sosialis Komunis, Bakunin mengambil jalan radikal dari pemikiran Hegel.
Pada tahun 1840, Bakunin pindah ke Berlin, Jerman dan terus melanjutkan studinya tentang filsafat Hegel. Pada tahun 1842, dia menulis sebuah artikel yang berjudul Reaction in Germany yang berisi pemikiran-pemikiran revolusionernya. Salah satu kalimatnya yang terkenal dalam artikel itu adalah :
“Let us put our trust in the eternal spirit which destroys and annihilates only because it is the unsearchable and eternally creative source of all life. The desire for destruction is also a creative desire”
Pada tahun 1844, Bakunin pindah ke Paris. Disinilah Bakunin bertemu dengan tokoh-tokoh sosialis seperti Marx dan yang terutama, Proudhon. Dari kedua tokoh sosialis itulah Bakunin mengembangkan pemikirannya sendiri, dan terutama dengan Proudhon, Bakunin kemudian menjadi salah satu penerus pemikiran Proudhon dalam hal anarkisme.
Bakunin memimpin kelompok anarkisme dalam pertemuan Asosiasi Buruh Internasional (Internasionale I) di London pada tahun 1864. Kelompok ini sangat berseberangan dengan Marx, khususnya tentang konsep negara sosialis. Bakunin sangat menentang konsep negara sosialis seperti yang dicetuskan Marx. Kaum Marxisme berpendapat bahwa negara masih diperlukan selama revolusi proletar, yang menjadi cita-cita kaum buruh, belum terjadi. Negara masih diperlukan sebagai sarana untuk membentuk komunitas komunis dibawah kediktatoran kaum buruh. Menurut Bakunin, negara tidak diperlukan lagi, karena kekuasaan negara melanggar hak-hak asasi individu yang bebas. Negara harus digantikan oleh komunitas-komunitas yang bebas dan mandiri secara ekonomi.
Kelompok ini kemudian dikeluarkan dari Internasionale I pada tahun 1872 saat Kongres Hague. Kelompok anarkis pimpinan Bakunin kemudian mengadakan Kongres sendiri di St. Imier dan menghasilkan program-program revolusioner kelompok anarkis. Meskipun Bakunin sangat menghormati Marx, dan menganggap Marx sebagai salah satu gurunya, banyak konsep-konsep Marx yang sangat ditentangnya. Bakunin tidak menyetujui konsep Marx tentang “sosialisme otoriter” dan “kediktatoran kaum proletar”. Bakunin menyamakan konsep itu dengan kediktatoran Rusia dibawah pemerintahan Tsar Nicholas I.
“If you took the most ardent revolutionary, vested him in absolute power, within a year he would be worse than the Czar himself.”
Filsafat politik Bakunin dapat diringkas dalam beberapa tema yaitu : (1) liberty; (2) sosialisme; (3) anti-theisme; (4) federalisme; (5) materialisme. (M. Bakunin. Selected Writings : God and State; Power Corrupts the Best; The Immorality of The State; Stateless Socialism : Anarchism; God and The State; etc.).
Konsep “liberty” Bakunin adalah “socialism liberty” yaitu kesamaan untuk semua. Karena setiap orang mempunyai hak-hak asasi yang sama dan terlibat dalam proses produksi yang sama maka semua fasilitas seperti pendidikan, pelayanan, dan lain-lain harus dinikmati secara sama oleh setiap orang. “Liberty juga berarti perlawanan atas segala bentuk otoritas individu dan kolektif yang dimiliki oleh segelintir orang. Dalam hal ini Bakunin termasuk golongan “collectivist anarchism” yang nanti akan kita bicarakan di bagian berikutnya.
Konsep federalisme Bakunin adalah konsep dimana masyarakat harus diorganisir berdasarkan kebebasan individu-individu. Dan organisasi itu adalah organisasi yang bebas mengidentifikasikan dan mengasosiasikan dirinya tanpa adanya suatu paksaan. Maksud Bakunin adalah lebih menyerupai organisasi federasi kaum pekerja.
Konsep Anti-theis Bakunin ditulis dalam artikelnya God and The State. Salah satu kalimatnya yang terkenal adalah :
“The idea of God implies the abdication of human reason and justice; it is the most decisive negation of human liberty, and necessarily ends in the enslavement of mankind, both in theory and practice”.
“If God is, man is a slave; now, man can and must be free; then, God does not exist”.
Berbeda dengan Proudhon, Bakunin melegalkan gerakan-gerakan dalam bentuk aksi langsung (direct action) dari perjuangan kelas buruh. Dia menyebutkan bahwa kekerasan, selama ditujukan kepada negara, adalah suatu tindakan yang diperlukan. Sejak Bakunin, perjuangan kaum anarkis kemudian berubah menjadi perjuangan yang penuh dengan kekerasan dan pemberontakan. Cara Bakunin menjalankan pemikirannya dalam bentuk kekerasan kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh anarkis yang lain seperti Alexander Berkman, Errico Malatesta dan Peter Kropotkin.
3. Alexander Berkman
Alexander Berkman lahir pada tahun 1870 di Vilnius, Lithuania dan meninggal pada 1936 di Nice, Perancis. Dia dapat dikatakan sebagai seorang anarkis radikal yang langsung turun ke jalan mengorganisir aksi-aksi langsung perjuangan kaum anarkis termasuk kekerasan, pemberontakan dan pembunuhan. Berkman besar di St. Petersburg, Rusia dan setelah kematian orangtuanya, yang merupakan keturunan Yahudi, dia berimigrasi ke Amerika Serikat.
Di Amerika, Berkman langsung terlibat dalam aksi-aksi perjuangan kaum anarkis, termasuk dalam salah satu peristiwa besar kerusuhan kaum pekerja di kota Chichago, yaitu Haymarket Riot (Haymarket Bombing). Haymarket Riot adalah kampanye kaum buruh di kota Chichago, Illinois pada tanggal 1-4 Mei 1886 yang berujung pada meledaknya sebuah bom ditengah-tengah aksi demonstrasi itu yang menewaskan puluhan demonstran dan polisi pada tanggal 4 Mei 1886. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan nama May Day. Berkman masih berusia 16 tahun pada peristiwa itu dan bekerja sebagai penulis pada surat kabar radikal anarkis, Freheit.
Pada usia muda, disaat Marx, Proudhon dan Bakunin telah banyak menerbitkan tulisan-tulisan mereka, Berkman justru lebih banyak terlibat dalam aksi-aksi langsung dalam mengorganisir kaum anarkis yang ada dalam serikat-serikat pekerja. Berkman lebih tertarik mengadaptasi perjuangan kaum anarkis dalam bentuk-bentuk kekerasan sebagai alat perjuangan mereka. Pada tahun 1892, Berkman ikut dalam percobaan pembunuhan Henry Frick, seorang industrialis di Pennsylvania. Atas percobaan pembunuhan itu Berkman dihukum penjara selama 22 tahun, tetapi kemudian dikurangi menjadi 14 tahun. Berkman bebas pada tahun 1906. Pada tahun 1914, Berkman mengorganisir pemboman (Berkman kemudian hari membantah terlibat dan mengetahui pemboman ini) atas rumah John D. Rockefeller, Jr di Tarrytown, New York.
Berkman kemudian pindah ke Rusia dan menjadi penentang keras Revolusi Bolshevik yang dipimpin oleh Lenin. Menurutnya, revolusi yang meletus pada tahun 1917 itu telah mengkhianati ide-ide revolusionernya. Penentangan Berkman dan kaum komunis anarkis akhirnya meletus dalam peristiwa yang terkenal dengan nama Kronstadt Rebellion pada bulan Maret 1921. Pemberontakan ini adalah perlawanan para pelaut di kota Kronstadt, sekitar 35 mil dari St. Petersburg, menentang pembatasan-pembatasan hak-hak mereka dan kondisi yang makin memprihatinkan di Rusia. Pemberontakan ini diberantas dengan sangat kejam oleh Lenin dengan mengerahkan Tentara Merah ke kota Kronstadt. Tercatat lebih dari 10,000 orang tewas pada peristiwa ini. Walaupun tidak terlibat langsung, akibat peristiwa ini, Berkman kemudian pindah ke Jerman.
Di akhir hidupnya, Berkman pindah ke Nice, Perancis dan bekerja sebagai editor dan penerjemah. Disinilah Berkman menulis salah satu bukunya yang terkenal, What is Communist Anarchism ? Dalam buku ini, Berkman menuliskan pandangan-pandangannya tentang anarkisme yang justru bertolak belakang dengan apa yang selama ini dilakukannya. Berkman justru menolak ide bahwa anarkisme sama dengan kekerasan. Dalam pengantar What is Communist Anarchism, Berkman menulis :
“Anarchism is not :
It is not bombs, disorder, or chaos.
It is not robbery and murder.
It is not a war of each against all.
It is not a return to barbarism or to the wild state of man.
Anarchism is the very opposite of all that.”
Dalam halaman berikutnya, Berkman menulis :
“That is to say, that there should be no war, no violence used by one set of men against another, no monopoly and no poverty, no oppression, no taking advantage of your fellow-man.
In short, Anarchism means a condition or society where all men and women are free, and where all enjoy equally the benefits of an ordered and sensible life”.
Dan :
I mean to speak to you honestly and frankly, and you can take my word for it, because it happens that I am just one of those Anarchists who are pointed out as men of violence and destruction. I ought to know, and I have nothing to hide.
“Now, does Anarchism really mean disorder and violence?” you wonder.
No. my friend, it is capitalism and government which stand for disorder and violence. Anarchism is the very reverse of it; it means order without government and peace without violence.
Setelah tua, Berkman mempromosikan anarkisme sebagai sebuah ide yang bersifat non-kekerasan dan cinta damai. Sesuatu yang selama masa mudanya dianggap sebagai hal yang bukan merupakan cara kaum anarkis. Berkman meninggal pada 28 Juni 1936 karena bunuh diri. Dia menembak kepalanya sendiri dengan sepucuk pistol dan meninggal beberapa jam kemudian. Sebuah cara kematian yang tidak terhormat untuk seorang pejuang anarkisme.